Ketika satu pintu tertutup, pintu-pintu lain
terbuka.
Namun
kita terlalu lama memandangi pintu yang tertutup itu dengan penuh penyesalan.
Sehingga
tidak melihat pintu-pintu lain yang dibukakan untuk kita“
Apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar kata bayi?
Lemah, menangis, polos, tidak bisa melakukan segala hal sendiri?
Mungkin mereka lucu.
Tapi
ketahuilah ada banyak anugerah Tuhan yang belum disadari oleh banyak orang
melekat pada diri seorang bayi.
Ada
begitu banyak keistimewaan yang saya, anda, dan semua orang miliki ketika kita
masih merupakan seorang mahluk kecil yang belum terkontaminasi.
Mengapa saya katakan belum terkontaminasi atau belum tercemar?
Semua
adalah karena seiring berjalannya waktu kita kehilangan atau mengabaikan
bakat-bakat alami tersebut.
Namun
kita hanya membicarakan salah satu saja dari semua itu : Ketangguhan!
Kita
melihat orang-orang yang begitu bersemangat melakukan suatu hal.
Lalu
kemudian gagal dan sampai hari ini memvonis diri mereka sendiri tidak mampu
melakukan hal tersebut.
Mereka
mengurung diri secara fisik dan psikologis dari setiap kesempatan lain yang
datang untuk mengulangi atau mencoba sesuatu hal baru untuk kesuksesan mereka.
Oleh
karena itu, kita memiliki sebuah dunia yang dipenuhi orang-orang yang putus asa
dan menganggap diri mereka gagal.
Padahal
TIDAK.
Semua hanya karena perasaan JERA.
“Jera dalam berupaya untuk mendapat hal-hal baik
untuk hidup kita adalah seperti mengikat tali pada sebatang pohon ke satu kaki
di saat kaki yang lain berusaha berjalan.
Itu bodoh!”
Padahal…
Perhatikanlah bayi yang baru belajar jalan!
Saat kita membantunya untuk pertama kali berdiri.
Dia bahkan tidak sanggup melakukannya.
Kaki-kakinya yang mungil itu belum terbiasa menopang bobot tubuhnya.
Berkali-kali, lagi dan lagi kita membantunya berdiri.
Dia jatuh lagi.
Tapi apa, dia tetap bangkit lagi.
Bayi
ini akhirnya dapat berdiri sendiri tanpa bantuan kita lagi. Wuh, melelahkan
juga.
Kemudian
kita membantunya berjalan. Dia jatuh, tak kuat melangkah.
Pertama-tama
dia menangis. Lalu diam dan berdiri lagi. Dan berjalan lagi.
Apakah
dia menyerah di percobaan pertama?
Apakah
kita yang menyerah mengajarinya berjalan. Pastinya tidak!
Dan
waktupun berlalu. Kini bayi itu bahkan dapat berlari. Dan sekarang sedang
membaca tulisan ini.
Jadi
coba Bayangkan kalau bayi-bayi di dunia ini mudah menyerah!
Tidak
ada manusia yang dapat berjalan. Dan kalau begitu yang ada hanyalah
mahluk-mahluk yang berjalan dengan empat kaki.
Namun…..
Terpujilah
Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang!
Setiap
dari kita sesungguhnya memiliki bakat ketangguhan. Itu alamiah!
Seorang
bayi bahkan tidak perlu motivator sekelas Anthony Robbin atau Mario Teguh
memotivasinya untuk dapat berdiri sendiri kemudian berjalan.
Mereka
tidak pernah patah semangat lalu menyerah dan menyalahkan NASIB.
Padahal
Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum kalau mereka sendiri tidak mengubah
nasib mereka sendiri.
“Bila
ku terjatuh nanti, ku kan siap tuk melompat lebih tinggi” (Sheila on 7)
Ketangguhan
itu tidak harus kita dapatkan dari orang lain.
Yang
kita perlukan hanyalah kembali kepada fitrah kita.
Kembali
menjadi tangguh seperti kita dulu.
Mensyukuri
anugerah-NYA. Itu saja.
Kalau
setiap orang yang berupaya tangguh seperti bayi ketika belajar jalan.
Kala
mereka jatuh lalu langsung bangkit lagi.
Maka kita akan melihat
sebuah dunia benar-benar Luar Biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar