Jemy V, Confida
Konon dikisahka,pada suatu senja di tepi pantai, Xenna
berjalan-jalan bersama seorang ratu di tepi pantai. Sang Raja dikenal lalim dan
kejam tengah terbaring sakit-sakitan menanti ajalnya meskipun aura kekejiannya
tidak juga memudar. Sementara itu, Sang Ratu tengah menulis sebuah kitab
kebijaksanaan (Book Of Wisdom) yang diharapkan menjadi tuntunan hidup bagi
seluruh rakyatnya. Buku itu berisi keteladanan-keteladanan dan
kebaikan-kebaikan yang harus dilakukan oleh seluruh rakyatnya di kerajaan
tersebut. Terang saja buku itu ibarat setetes air di tengah padang pasir
bagi rakyat yang hidup di bawah kekejaman seorang raja yang lalim. Aneh bin
ajaib, Sang Ratu mengumandangkan bahwa penulis Book Of Wisdom adalah
suaminya dan bukan dirinya. Menyaksikan
keganjilan tersebut Xenna, sang
pendekar, dengan kritis bertanya, “Ratu, Anda yang menulis kitab ini dengan susah
payah tetapi kitab ini akan dikenang sebagai karya dari suami Anda. Apa
untungnya bagi Anda?” Sang ratu dengan senyumnya yang bijak menjawab, “Yang
beruntung adalah seluruh Rakyat negeri ini, karena mendapatkan sebuah kitab
yang sangat berharga. Tidak penting siapa yang menulis kitab ini. Yang penting
adalah kitab ini dibaca dan diamalkan oleh seluruh rakyat negeri ini”. Sungguh
suatu sikap yang luhur yang telah diperlihatkan oleh Sang Ratu. Suatu sikap
yang hanya dimiliki oleh sesorang yang memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap Negerinya.
Beberapa waktu yang lalu, televise-televisi kita cukup rajin
menggelar reality show. Beberapa diantaranya cukup menarik untuk disimak dan
bahkan sangat berbobot karena menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. Salah
satunya adalah tentang memberikan pertolongan. Dalam salah satu reality show,
diaturlah skenario dimana seorang yang merupakan aktor dari pembuat reality
show tersebut berada dalam kesulitan dan berusaha meminta tolong kepada
orang-orang di sekitarny, Seperti sudah diduga, kebanyakan orang yang dimintai
tolong akan menolak dan bahkan menghindar, Hal ini sangat masuk akal karena
setiap orang punya kesibukan dan kepentingan masing-masing tentunya. Belum lagi
resiko menjadi korban penipuan atau bahkan tindak kejahatan lainnya. Siapa yang
mau mendapat masalah bukan? Setelah si actor meminta tolong kesana kemari dan
tidak mendapatkan pertolongan yang dia cari, sang penolong yang dinanti-nanti
akhirnya datang juga. Uniknya, seringkali sang penolong adalah orang yang tidak
disangka-sangka. Mereka biasanya adalah orang-orang yang secara ekonomi
pas-pasan atau berkekurangan, Bahkan tidak jarang para penolong ini memiliki
kekurangan secara fisik jasmaniah meskipun hal tersebut tidak mengurangi
kemuliaan hati mereka.
Sungguh orang-orang yang memiliki kepedulian yang sangat
tinggi.
Dunia
ini akan menjadi indah bila dihuni oleh orang-orang yang peduli. Demikian kata
sang Pujangga. Memang benar,"peduli" adalah sebuah kata yang sudah
sangat sering kita dengar dan bahkan kita ucapkan. "Aku
peduli".Tetapi apakah kita sudah benar-benar memahami arti kepedulian?
Terlebih lagi, sudahkah kepedulian menjadi karakter kita yang mewarnai
kehidupan kita sehari-hari?
Dunia ini akan menjadi lebih indah bila dihuni oleh orang-orang yang peduli
demikian kata Sang Pujangga, memang benar, "peduli" adalah sebuah
kata yang sudah sangat sering didengarkan bahkan kita ucapkan. "Aku
peduli".
Demikian seorang pria berusaha meyakinkan kekasihnya."Emang siapa yang
peduli?" Seorang anak remaja membalas ledekan temannyaBahkan para pucuk
pimpinan sering juga mendengungkan kepedulian. Tetapi apakah kita sudah
benar-benar memamahi arti kepedulian? Terlebih lagi, sudahkan kepedulian
menjadi karakter kita yang mewarnai kehidupan kita sehari-hari?.
Kata "peduli" atau kepedulian memiliki spektrum yang luas. Dua
ilustrasi di atas membuktikan kepada kita bahwa "kepedulian", tidak
memandang strata atau kedudukan "KEPEDULIAN", bisa dimiliki
oleh seorang ratu tetapi juga bisa dimilki oleh seorang pedagang minyak
keliling yang memiliki handycap untuk berjalan"kepedulian" juga
merupakan sesuatu yang melimpah sehingga ia bisa hadir dimana saja dan kapan
saja dan tidak menjadi bekurang karena kita memberikannya kepada orang lain.
Namun disitulah letak kelemahannya. Karena begitu luasnya Spektrum
"Kepedulian", maka maknanya bisa menjadi kabur tanpa kita sadari.
Karena begitu berlimpahnya "kepedulian", maka kita mengabaikannya dan
menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang sudah semestinya (take or for
granted).
Karena kedua alasan tersebut di atas "kepedulian" bisa menjadi
sesuatu yang langka dan mungkin saja punah dari hati nurani manusia.
Sebelum hal itu benar-benar terjadi, kita perlu melakukan upaya-upaya yang
diperlukan untuk melestarikan "kepedulian". Salah satunya adalah
dengan menggali kembali prinsip-prinsip yang terkandung dalam
"kepedulian". Dalam perjalanan menemukan kembali arti
"kepedulian". Saya melakukan pengamatan terhadap orang orang yang
menurut hemat saya telah memperlihatkan sikap peduli. Hasilnya saya mendapatkan
dua belas prinsip beikut ini:
1.
PEDULI BERARTI MEMBERI PERHATIAN kepada hal
kecil yang mengakibatkan dampak besar (dan bukan memberikan perhatian kepada
hal besar tetapi memberikan dampak kecil).
2.
PEDULI BERARTI BERKOMUNIKASI dengan orang-orang
yang disayangi meskipun dialog yang dilakukan sepertinya tidak bejalan dengan
baik.
3.
PEDULI BEARTI MENGERTI situasi orang yang
disayangi meskipun orang tersebut tidak menyadari situasi yang sedang
dihadapinya.
4.
PEDULI BERARTI MELAKUKAN TINDAKAN DENGAN SEGERA
pada kesempatan pertama bukan sekedar berkotbah belaka
5.
PEDULI BERARTI MEMBERI KENYAMANAN terhadap
orang-orang yang disayangi bahkan pada saat-saat yang paling sulit sekalipun.
6.
PEDULI BERARTI PANJANG KASIH DAN SABAR serta
memberikan bimbingan kepada orang-orang yang disayangi untuk menemukan dan
mencapai tujuannya.
7.
PEDULI BERARTI BEBAGI bahkan untuk hal-hal yang
paling berharga sekalipun sesuai kebutuhan orang yang disayangi.
8.
PEDULI BERARTI KOMITMEN JANGKA PANJANG bahkan
ketika orang-orang yang disayangi sudah tidak ada lagi.
9.
PEDULI BERARTI MEMAAFKAN bahkan untuk hal yang
paling menyakitkan sekalipun demi tujuan yang lebih mulia.
10.
PEDULI BERARTI PERCAYA terhadap orang yang
disayangi, terhadap diri sendiri dan terhadap Visi bersama.
11.
PEDULI BERARTI MENYUCIKAN diri dari kepentingan
pribadi.
12.
PEDULI BERARTI MENCINTAI cinta harus memilih
tetapi sekali keputusan telah dibuat, tidak ada dalih lagi untuk berhenti
mencintai.
Bayangkan bila kita menerapkan ke-Dua Belas prinsip
kepedulian tersebut dalam hidup kita. Bayangkan bila hal itu kemudian
menginspirasi orang-orang di sekitar kita untuk juga melakukannya, Bayangkan
bila akhirnya bangsa ini menjadi bangsa yang paling ulung dalam menerapkan
ke-Dua Belas prinsip kepedulian tersebut. Sungguh sebuah negeri yang indah
bukan? Sebuah Negeri yang sudah melangkah ketahap peradaban yang lebih tinggi
dalam sejarah umat manusia. Benar Kata Sang Pujangga, Dunia ini akan menjadi
indah bila dihuni oleh orang-orang yang peduli. Semoga kita Bisa lebih peduli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar