Kamis, 10 September 2015

IDEALIS VS REALIS

Pernah dengar kedua kata di atas tersebut ? Ada orang yang bertanya-tanya, termasuk golongan yang manakah ANDA…, SAYA…,  KITA…?

Banyak orang yang bilang kalau sikap IDEALIS itu cerminan dari keteguhan hati kita terhadap suatu permasalahan, tak peduli yang orang katakan akan berbanding terbalik dengan yang kita yakini. Lantas apa yang akan kita lakukan jikalau itu terjadi, apakah seorang yang tetap mempertahankan alibi nya itu disebut orang idealis ? tidak juga.


Sedangkan untuk REALIS, apa sih ?  REALIS adalah orang yang pola pikirnya ikut kebanyakan orang (mayoritas), lebih gampangnya seperti istilah "IKUT HARUS" Padahal dia mengorbankan beberapa pendapat yang dia yakini benar tapi tetap ikut kebanyakan orang.

Hampir kebanyakan orang enggan mempunyai pemikiran yang IDEALIS, mereka berpendapat kalau itu adalah konsep yang harus di buang jauh-jauh agar mendapatkan kehidupan yang baik, benarkah ? tapi tidak sedikit pula yang mau di cap orang REALIS, karena mereka beranggapan orang tersebut orang yang tidak mempunyai keteguhan hati / plin plan / ikut-ikutan.


Kalau IDEALIS adalah " pola pikir / suatu keyakinan yang di yakini oleh individu dan di anggap benar berdasarkan dari pengalaman, pendidikan, budaya atau kebiasaan yang pernah dilakukan ". Tak peduli hal itu bertentangan dengan sebagian besar orang. Idealisme adalah sumber perubahan. Perubahan terjadi karena tidak adanya kepuasan terhadap kondisi terkini, perubahan terjadi karena ada “kesalahan” atas suatu hal, perubahan dapat dilakukan hanya bila ada keberanian, dan keberanian untuk melakukan perubahan merupakan implementasi nyata dari idealisme.

Sedangkan REALIS adalah kebalikannya, yaitu " pola yang mengikuti arus walaupun bertentangan dengan kata hatinya / kebenaran yang dia yakini ". Biasanya nilai-nilai realis erat berhubungan dengan materi, namun tidak menutup kemungkinan berhubungan dengan nilai-nilai lainnya seperti budaya, norma atau aliran kepercayaan dan lainnya.

Kesimpulan jawaban :
Idealis tidak bisa berdiri sendiri, idealisme juga memerlukan realisme. Idealisme dan sikap realistik bagaikan dua sisi mata uang yang saling melengkapi satu sama lain secara absolut. Tanpa adanya sikap realistik, idealisme hanya akan menjadi angan-angan, bagaikan mimpi di siang bolong. Sikap idealis tanpa sifat realistis hanya akan menjadi bunga tidur dalam kehidupan yang tidak lebih baik dari khayalan orang sakit jiwa.

Perlu ada keseimbangan koheren antara sifat idealisme dan realistis agar menjadi manusia seutuhnya. Sikap realistis diperlukan untuk memahami dan menginsyafi kondisi riil di lapangan. Sedangkan sikap idealis diperlukan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kekurangan yang terjadi dalam realita. Tidak mungkin seorang manusia hanya mengikuti arus (realistis) selama-lamanya, atau hidup akan menjadi statis. Tidak mungkin juga seorang manusia hanya mengutamakan idealismenya semata dengan mengacuhkan realita kalau tidak ingin dikatakan seorang pemimpi.

Jadi pada kenyataannya, sikap idealis dan realis bukanlah suatu hal yang saling berkontradiktif. Justru sebaliknya, kedua hal itu harus selaras berjalan dalam pikiran dan sikap kita agar hidup selalu mengalami progresifitas. Keseimbangan antara idealisme dan realis dapat menghasilkan output yang tentunya lebih baik daripada hanya condong ke satu sisi saja

Tidak ada komentar: