Tumpek
Uduh ini diyakini umat hindu sebagai turunnya Dewa Sangkara sebagai dewa yang
menciptakan tumbuh tumbuhan. Pada Tumpek Uduh ini Umat hindu akan melakukan
upacara persembahan kepada tumbuh tumbuhan yang berperan penting terhadap
kehidupan Manusia.
Tumpek
uduh merupakan awal dari rentetan hari raya galungan dimana Tmpek Uduh atau
Tumpek Bubuh ini jatuh 25 hari sebelum hari Raya Galungan.
Pada
Saat melakukan Upacara ini biasanya umat melantunkan sahe, seperti mantra
tetapi bukan mantra. Bunyinya seperti ini : “ Kaki-kaki buin selai lemeng
Galungane mangde mebuah ngeed, ngeed ngeed “. Seperti itu kira kira
komat kamit yang diucapkan umat saat menghaturkan sesajen yang berisi bubur di
depan tumbuhan.
Tumpek
Pengarah dimaknai sebagai Pemberitahuan. Pengarah asal katanya arah mendapat
awalan pe menjadikannya kata kerja yang maknanya memberikan arahan. Kata Uduh
diperuntukan bagi kata pembuka bagi perintah -perintah yang sifatnya nasehat
seperti kata “ Uduh Cening “ yang sering diucapkan oleh Tetua-tetua Bali kepada
anak-anaknya.
Siapa
yang diarahin, siapa lagi kalau bukan diri kita sendiri. Secara gamblang yang
dimaksudkan adalah memberi tahu diri sendiri untuk menyadari akan kehadiran
kita di dunia fana ini. Untuk apa kita lahir dan kemana kita selanjutnya.
Penyadaran diri dimulai dengan menerawang akan kehadiran kita yang dilambangkan
sebagai bubur putih asupan bayi yang baru lahir untuk menyadari dengan siapa
saja kita hadir di dunia fana ini.
Sebutan
Kaki ( Kakiang/Kakek) sebagai simbul atau isyarat bahwa tumbuh-tumbuhan ( Eka
Pramana) lebih tua dari kita yang berarti pula lebih dulu ada, oleh sebab itu
kita wajib menghormati dan mengasihi sekaligus memberikan kasih sayang. Tanpa
kehadiran mereka kita tidak mungkin bisa hidup oleh karena demikian kita juga
berhutang budi padanya yang berarti pula kita harus bayar melalui yadnya dalam
berbagai bentuk.
Dengan demikian pada tumpek Pengarah ini kita
mesti menginstrofeksi diri agar tumbuh kesadaran diri akan makna hidup berdampingan
dengan seisi alam semesta ini. Kita mesti menyadari dan mencari jawaban untuk
apa Tuhan menciptakan semua ini kalau memang tiada maksudnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar